Arsip Blog

Kamis, 23 April 2015

Sejarah Muhammadiyah

Tatasumitra.Com,---Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.


Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.


Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.


Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imranayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.


Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.





Sejarah









Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta






Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta




Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).[1]


Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta khusus laki-laki, yang bertempat di Jalan S Parman no 68 Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Muhammadiyah Mu'allimiaat Yogyakarta khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta yang keduanya skarang menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah) yang bertempat di Yogyakarta dan dibawahi langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah


Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34).[2] Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: YogyakartaSurakartaPekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh SumateraSulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.



Organisasi


Jaringan Kelembagaan



  1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.

  2. Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

  3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.

  4. Pimpinan Cabang, setingkat Kecamatan.

  5. Pimpinan Ranting, setingkat Pedesaan/Kelurahan

  6. Pimpinan Cabang Istimewa, untuk luar negeri.


Pembantu Pimpinan Persyarikatan



  1. Majlis

    • Majelis Tarjih dan Tajdid

    • Majelis Tabligh

    • Majelis Pendidikan Tinggi

    • Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

    • Majelis Pendidikan Kader

    • Majelis Pelayanan Sosial

    • Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

    • Majelis Pemberdayaan Masyarakat

    • Majelis Pembina Kesehatan Umum

    • Majelis Pustaka dan Informasi

    • Majelis Lingkungan Hidup

    • Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia

    • Majelis Wakaf dan Kehartabendaan



  2. Lembaga



Organisasi Otonom


Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:




Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah






























Ketua Umum Pimpinan PusatPersyarikatan Muhammadiyah
Logo Muhammadiyah.svg
Lambang Persyarikatan Muhammadiyah


Din Syamsuddin.jpg

Petahana
Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A.

Sejak 8 Juli 2005

Menjabat selama5 tahun dan dapat dipilih satu kali jabatan
Pemegang pertamaKH. Ahmad Dahlan
Dibentuk18 November 1912
Situs webSitus web resmi Muhammadiyah





























































































































































No.FotoNamaDariSampaiTempat MusyawarahKeterangan
1.Ahmad dahlan.jpgK.H. Ahmad Dahlan19121923YogyakartaRapat Tahun ke-1
2.K.H. Ibrahim.jpgK.H. Ibrahim19231932YogyakartaRapat Tahun ke-12
3.K.H. Hisyam.jpgK.H. Hisyam19341936YogyakartaRapat Tahun ke-23
4.Mas Mansur.jpgK.H. Mas Mansur19371942YogyakartaRapat Tahun ke-26
5.Ki Bagoes Hadikoesoemo.jpgKi Bagoes Hadikoesoemo19441953YogyakartaMuktamar Darurat
6.Ahmad Rasyid Sutan Mansur.jpgBuya A.R. Sutan Mansur19531959PurwokertoMuktamar Ke–32 Muktamar Muhammadiyah ke-32.jpg
7.KH M. Yunus Anis.jpgK.H. M. Yunus Anis19591962PalembangMuktamar Ke–34
8.KH Ahmad Badawi.jpgK.H. Ahmad Badawi19621968JakartaMuktamar Ke–35
9.Fakih usman.jpgKH Faqih Usman19681968PalembangMuktamar Ke–34
10.AR-Fakhruddin.jpgK.H. A.R. Fachruddin19681971Fait Accompli
19711990MakasarMuktamar Ke–38
11.KH A Azhar Basyir.jpgK.H. Ahmad Azhar Basyir19901995YogyakartaMuktamar Ke–42
12.Amien rais.jpgProf. Dr. H. Amien Rais19951998Banda AcehMuktamar Ke–43
13.Ahmad Syafii Maarif.jpgProf. Dr. KH. Ahmad Syafi'i Ma'arif19982000Sidang Tanwir & Rapat Pleno
20002005JakartaMuktamar Ke–44 Muktamar Muhammadiyah ke-44.jpg
14.Din Syamsuddin.jpgProf. Dr. KH. Din Syamsuddin, MA20052010MalangMuktamar Ke–45 Muktamar Muhammadiyah ke-45.jpg
2010PetahanaYogyakartaMuktamar Ke–46 Muktamar Muhammadiyah ke-46.jpg

 

Direktori Muktamar - Permusyawaratan dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari Masa ke Masa

Amal usaha Muhammadiyah terutama bergerak di bidang Pendidikan serta layanan Kesehatan dan Sosial dalam wadah Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), yaitu:




  • Pendidikan [3]

    1. TK/TPQ, jumlah TK/TPQ Muhammadiyah adalah sebanyak 4623.

    2. SD/MI, jumlah data SD/MI Muhammadiyah adalah sebanyak 2604.

    3. SMP/MTs, jumlah SMP/MTs Muhammadiyah adalah sebanyak 1772.

    4. SMA/SMK/MA, jumlah SMA/MA/SMK Muhammadiyah adalah sebanyak 1143.

    5. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah sebanyak 172.



  • Kesehatan:

    1. Rumah Sakit, jumlah Rumah Sakit Umum dan Bersalin Muhammadiyah/ Aisyiyah yang terdata sejumlah 72 [4].

    2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak

    3. Balai Kesehatan Masyarakat

    4. Balai Pengobatan

    5. Apotek



  • Sosial

    1. Panti Asuhan Yatim

    2. Panti Jompo

    3. Balai Kesehatan Sosial

    4. Panti Wreda/ Manula

    5. Panti Cacat Netra

    6. Santunan (Keluarga, Wreda/ Manula, Kematian)

    7. BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)

    8. Rehabilitasi Cacat

    9. Sekolah Luar Biasa

    10. Pondok Pesantren




 

 

 

Repro: id.wikipedia.org

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar