Arsip Blog

Sabtu, 17 Juli 2010

Pengertian Sistem File (File System)

Sistem file (file system) atau sistem berkas merupakan struktur logika yang digunakan untuk mengendalikan akses terhadap data yang ada pada disk. Dengan kata lain, sistem file merupakan database khusus untuk penyimpanan, pengelolaan, manipulasi dan pengambilan data, agar mudah ditemukan dan diakses.


Hubungan antara sistem operasi dengan sistem file adalah sistem file (file system) merupakan interface yang menghubungkan sistem operasi dengan disk. Ketika program menginginkan pembacaan dari hard disk atau media penyimpanan lainnya, sistem operasi akan meminta sistem file untuk mencari lokasi dari file yang diinginkan. Setelah file ditemukan, sistem file (file system) akan membuka dan membaca file tersebut, kemudian mengirimkan informasinya kepada sistem operasi dan akhirnya bisa dibaca oleh pengguna.




Sistem File Linux


Sistem operasi Linux mendukung banyak File System yang berbeda, tapi pilihan yang umum digunakan adalah keluarga Ext* (Ext2, Ext3 dan Ext4) dan ReiserFS. Berikut sistem file yang umumnya digunakan pada sistem operasi Linux:

1. Ext2 (2nd Extended)


Ext2 merupakan jenis sistem file Linux paling tua yang masih ada. Sistem file ini pertama kali dikenalkan pada Januari 1993. File system ini ditulis oleh Rémy Card, Theodore T. dan Stephen Tweedie. File system ini merupakan penulisan ulang besar-besaran dari Extended file system. Ext2 adalah sistem file yang paling ampuh di Linux dan menjadi dasar dari segala distribusi linux.

Pada sistem file Ext2, file data disimpan sebagai data blok. Data blok ini mempunyai panjang yang sama dan meskipun panjangnya bervariasi di antara sistem file Ext2, besar blok tersebut ditentukan pada saat sistem file dibuat dengan mk2fs. Jika besar blok adalah 1024 bytes, maka file dengan besar 1025 bytes akan memakai 2 blok. Ini berarti kita membuang setengah blok per file.

Sistem file Ext2 menyimpan data secara hirarki standar yang banyak digunakan oleh sistem operasi. Data tersimpan di dalam file, file tersimpan di dalam direktori. Sebuah direktori bisa mencakup file dan direktori lagi di dalamnya yang disebut sub direktori.

Ext2 mendefinisikan topologi sistem file dengan memberikan arti bahwa setiap file pada sistem diasosiasiakan dengan struktur data inode. Sebuah inode menunjukkan blok mana dalam suatu file tentang hak akses setiap file, waktu modifikasi file, dan tipe file. Setiap file dalam sistem file Ext2 terdiri dari inode tunggal dan setiap inode mempunyai nomor identifikasi yang unik. Inode-inode file sistem disimpan dalam tabel inode. Direktori dalam sistem file Ext2 adalah file khusus yang mengandung pointer ke inode masing-masing isi direktori tersebut.

Gufron Rajo Kaciak
Struktur Sistem File Ext2


a. Inode dalam Ext2

Inode adalah kerangka dasar yang membangun Ext2. Inode dari setiap kumpulan blok disimpan dalam tabel inode bersama dengan peta bit yang menyebabkan sistem dapat mengetahui inode mana yang telah teralokasi dana inode mana yang belum. Inode juga dapat menunjuk pada device khusus dan dapat menangani program sehingga program dapat mengakses ke device. Semua file device di dalam drektori /dev dapat membantu program mengakses device.

b. Superblok dalam Ext2

Superblok mengandung informasi tentang ukuran dasar dan bentuk file sistem. Informasi di dalamnya memungkinkan file system manager untuk menggunakan dan merawat sistem file. Biasanya, hanya superblok di blok group 0 saat file sistem di-mount tetapi setiap blok grup mengandung duplikatnya untuk menjaga jika file sistem menjadi rusak. Informasi yang dikandung adalah:

  • Magic Number, meyakinkan software bahwa ini adalah superblok dari sistem file Ext2.

  • Revision Level, menunjukkan revisi mayor dan minor dari sistem file.

  • Mount Count dan Maximum Mount Count, menunjukkan pada sistem jika harus dilakukan pengecekan dan maksimum mount yang diijikan sebelum e2fsck dijalankan.

  • Blocks per Size, besar blok dalam file sistem, contohnya 1024 bytes.

  • Blocks per Group, banyaknya blok per grup.

  • Block Group Number, nomor blok grup yang mengadung copy dari superblok.

  • Free Blocks, banyaknya blok yang kosong dalam file sistem.

  • Free Inode, banyak inode kosong dalam file sistem.

  • First Inode, nomor inode dalam inode pertama dalam file sistem, inode pertama dalam Ext2 root file sistem adalah direktori "/".


 

2. Ext3 (3rd Extended)


Ext3 adalah peningkatan dari sistem file Ext2. Peningkatan ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:

  • Journaling,
    dengan menggunakan journaling, maka waktu recovery pada shutdown mendadak tidak akan selama pada Ext2. Namun ini menjadi kekurangan dari Ext3, karena dengan adanya fitur journaling, maka membutuhkan memori yang lebih dan memperlambat operasi I/O (Input/Output).

  • Integritas data,
    Ext3 menjamin adanya integritas data setelah terjadi kerusakan atau unclean shut down. Ext3 memungkinkan kita memilih jenis dan tipe proteksi dari data.

  • Kecepatan,
    daripada menulis data lebih dari sekali, Ext3 mempunyai throughput yang lebih besar daripada Ext2 karena Ext3 memaksimalkan pergerakan head hard disk. Kita bisa memilih tiga jurnal mode untuk memaksimalkan kecepatan, tetapi integritas data tidak terjamin.

  • Mudah dilakukan migrasi,
    kita dapat berpindah dari sistem file Ext2 ke sistem file Ext3 tanpa melakukan format ulang.


 

3. Ext4 (4th Extended)


Ext4 merupakan peningkatan dari sistem file Ext3. Ext4 dirilis secara lengkap dan stabil mulai dari kernel 2.6.28. Keuntungan menggunakan Ext4 adalah mempunyai pengalamatan 48-bit blok yang artinya dia akan mempunyai 1 EiB = 1.048.576 TB. Ukuran maksimum sistem file 16 TB.

4. JFS (Journalis File System)


JFS atau dikenal juga dengan nama IBM Journal File System merupakan sistem file pertama yang menawarkan journaling. JFS sudah bertahun-tahun digunakan dalam IBM AIX® OS sebelum digunakan ke GNU/Linux. JFS saat ini menggunakan sumber daya CPU paling sedikit dibandingkan sistem file GNU/Linux lainnya. JFS sangat cepat diformat, mounting dan fsck, serta memiliki kinerja sangat baik, terutama berkaitan dengan deadline I/O scheduler. Walaupun begitu, dukungan terhadap JFS tidak seluas sistem file Ext atau Reiser FS.

5. Reiser FS


Sistem file Reiser dibuat berdasarkan balance tree yang cepat dan unggul dalam hal kinerja, dengan algoritma yang lebih rumit. Sistem file Reiser juga memiliki jurnal yang cepat dan ciri-cirinya mirip sistem file Ext3. Sistem file Reiser lebih efisien dalam pemanfaatan ruang disk, dimana dapat menghemat disk sampai dengan 6 persen. Contohnya jika kita menulis file 100 bytes, hanya ditempatkan dalam satu blok sementara sistem file lain menempatkannya dalam 100 blok. Reiser file system tidak memiliki pengalokasian yang tetap untuk inode.

Kamis, 15 Juli 2010

Jenis-Jenis Memori Komputer

Memori, sebagaimana yang telah dipahami oleh kebanyakan orang, adalah istilah yang digunakan untuk alat yang berfungsi sebagai media penyimpanan (storage). Terdapat berbagai jenis memori yang digunakan pada perangkat-perangkat elektronik seperti telepon seluler dan—terutama—komputer.


Secara umum, memori terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu memori utama/primer (Primary Memory) dan memori sekunder (Secondary Memory).




  1. Memori Utama (Primary Memory)


Memori primer adalah memori yang mutlak harus dipenuhi untuk keberlangsungan sistem komputer. Tanpa memori utama, komputer tidak mampu bekerja sesuai tugas dan fungsi atau perintah yang diberikan. Hal ini disebabkan karena memori utama ini merupakan media yang digunakan oleh komputer untuk menyimpan instruksi-instruksi yang nantinya akan dieksekusi oleh prosesor. Saya sering mengilustrasikan sebagai “ruang kerja” untuk prosesor. Karena bila ruang kerja untuk prosesor tidak disediakan, maka sudah pasti prosesor tidak dapat bekerja.


Memori primer memiliki kecepatan akses yang tinggi. Termasuk dalam memori primer adalah Register dan RAM (Random Access Memory).


Memori primer bersifat volatile, artinya membutuhkan arus listrik menetap untuk mengelola data. Jika arus listrik terputus, maka data yang tersimpan di dalamnya akan hilang.


RAM (Random Access Memory) secara umum dikelompokkan kepada dua, yaitu:




  1. DIMM (Dual In-Line Memory Module)



  • SRAM (Static RAM)

  • DRAM (Dynamic RAM)

  • EDODRAM (Extended Data Out Dynamic RAM)

  • SDRAM (Static Dynamic RAM)



  1. DDR (Double Data Rate) SDRAM

  2. DDR 2 SDRAM

  3. DDR 3 SDRAM



  • RDRAM (Rambus Dynamic RAM)



  1. SODIMM (Small Outline DIMM)



  • SODIMM DDR

  • SODIMM DDR 2

  • SODIMM DDR 3



  1. SIMM (Single In-Line Memory Module)



  • FPMRAM (Fast Page Mode RAM)

  • EDORAM (Extended Data Output RAM)

  • BEDORAM (Burst Extended Data Output RAM)


SRAM












2 K x 8 bit SRAM dari NES clone

DRAM












MT4C1024 1 mebibit DRAM Micron Technology

EDO DRAM












32 MB EDO DRAM

SDRAM












DDR 1 = 184 pin

DDR 2 = 240 pin

DDR 3 = 240 pin

RDRAM












RDRAM yang dilengkapi dengan heat spreader.

SODIMM




SIMM












Atari STE 256 kB (30 pin SIMM)

FPMRAM (disebut juga FPRAM)












8 bit FPMRAM

EDORAM












16 MB EDO RAM SIMM

BEDORAM



Cache Memory


Cache adalah penyimpanan sementara (buffer) untuk data/instruksi yang sering dibutuhkan oleh CPU. Kecepatan akses terhadap memori cache ini jauh lebih cepat dibandingkan akses terhadap RAM. Hal ini disebabkan karena lokasi memori cache ini berada di dalam modul prosesor itu sendiri.


Saat ini telah ada 3 jenis memori cache yang telah berkembang, yaitu:




  • First-Level(L1) Cache

  • Second-Level (L2)Cache

  • Third-Level (L3) Cache


“Semakin besar ukuran cache memory, maka instruksi yang dapat disimpan oleh prosesor juga semakin banyak, sehingga prosesor dapat bekerja lebih cepat.


Memori Sekunder (Secondary Memory)


Memori sekunder lebih banyak mengarah pada penyimpanan data-data pribadi seperti dokumen, audio, video, gambar, dan sebagainya. Memori utama adalah media untuk menyimpan instruksi, sedangkan memori sekunder berfungsi sebagai storage device (media penyimpanan).


Bentuk dari memori sekunder ini seperti: ROM, Disket, CD/DVD, Hardisk Drive, USB Flash Drive. Termasuk juga virtual diskswap memory.


Dari segi kecepatan akses, memori sekunder lebih lambat dibanding memori utama.
Memori sekunder ini bersifat Non-Volatile, yaitu tidak membutuhkan arus listrik menetap untuk mengelola/ menyimpan data. Artinya meskipun komputer dipadamkan, atau memori sekunder ini dicabut dari komputer, data yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang.


ROM (Read-Only Memory)


ROM bertugas untuk menyimpan perintah-perintah BIOS (Basic Input/Output System) yang diperlukan saat komputer melakukan boot-up.


Berikut ini adalah jenis-jenis memori ROM:




  •          ROM               : Read Only Memory

  •          PROM             : Programmable ROM

  •          EPROM          : Erasable Programable ROM

  •          EEPROM        : Electrically Erasable Programable ROM

  •          Flash Memory : Seperti USB Flash Drive, Memory Card, dll.


PROM


Data hanya dapat disimpan ke dalam PROM sekali saja. Sekali data tersimpan, maka data tersebut akan tetap tersimpan selamanya. Jika ingin menghilangkan datanya, caranya hanyalah dengan memusnahkan/ menghancurkan chip memori tersebut.


EPROM












Intel C2708 1KB EPROM

Data yang tersimpan di dalam EPROM dapat dihapus dengan memaparkan sinar Ultraviolet ke arah lubang yang ada pada memori tersebut.



Setelah isinya terhapus, maka memori tersebut dapat diprogram ulang. Untuk menulis dan menghapus isi EPROM, diperlukan perangkat khusus bernama PROM Programmer atau PROM Burner.


EEPROM & Flash Memory












ST M24C02 EEPROM

Merupakan sejenis chip memori tidak-terhapus yang digunakan dalam komputer dan peralatan elektronik lain untuk menyimpan sejumlah konfigurasi data pada alat elektronik tersebut yang tetap harus terjaga meskipun sumber daya diputuskan, seperti tabel kalibrasi atau konfigurasi perangkat.


Pengembangan EEPROM lebih lanjut menghasilkan bentuk yang lebih spesifik, seperti memori kilat (flash memory). Memori kilat lebih ekonomis daripada perangkat EEPROM tradisional, sehingga banyak dipakai dalam perangkat keras yang mampu menyimpan data statis yang lebih banyak (seperti USB flash drive).












Bagian dalam sebuah USB Flash Drive secara umum










Ukuran USB Flash Drive yang semakin minimalis dengan ukuran maksimalis

Kelebihan utama dari EEPROM dibandingkan EPROM adalah ia dapat dihapus per blok data tergantung alamat yang diinginkan untuk dihapus secara elektrik. Sementara EPROM tidak bisa dihapus per blok data tetapi harus menghapus data keseluruhannya dan caranya hanya dengan sinar ultraviolet.


Jika RAM tidak memiliki batasan tulis-hapus memori, maka EEPROM sebaliknya. Beberapa jenis EEPROM keluaran pertama hanya dapat dihapus dan ditulis ulang (erase-rewrite) sebanyak 100 kali, sedangkan model terbaru bisa sampai 100.000 kali bahkan lebih.

Senin, 12 Juli 2010

Sistem bilangan biner

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.


20=1

21=2

22=4

23=8

24=16

25=32

26=64

dst

Dalam sistem komunikasi digital modern, dimana data ditransmisikan dalam bentuk bit-bit biner, dibutuhkan sistem yang tahan terhadap noise yang terdapat di kanal transmisi sehingga data yang ditransmisikan tersebut dapat diterima dengan benar. Kesalahan dalam pengiriman atau penerimaan data merupakan permasalahan yang mendasar yang memberikan dampak yang sangat signifikan pada sistem komunikasi.[1] Biner yang biasa dipakai itu ada 8 digit angka dan cuma berisikan angka 1 dan 0, tidak ada angka lainnya.



Perhitungan

































































































































DesimalBiner (8 bit)
00000 0000
10000 0001
20000 0010
30000 0011
40000 0100
50000 0101
60000 0110
70000 0111
80000 1000
90000 1001
100000 1010
110000 1011
120000 1100
130000 1101
140000 1110
150000 1111
160001 0000
170001 0001
180001 0010
190001 0011
200001 0100
210001 0101
230001 0111
240001 1000
250001 1001
260001 1010
270001 1011
280001 1100
290001 1101
300001 1110




Danycopyan.png





Ambil satu contoh: 01010101 = .. hitungnya dari kanan, bukan dari kiri, harus di perhatikan lagi untuk nilai 1 yes 0 no, sehingga hanya akan menjumlahkan nilai 1 saja.



Bilangan pertama dari kiri bernilai = 1

Bilangan ke 2 dari kiri = bilangan pertama x 2 = 1 x2 Bilangan ke 3 dari kiri = bilangan ke dua x 2 = 2 x 2 Dst jika binary bernilai 1 maka yes


Perhitungan dalam biner mirip dengan menghitung dalam sistem bilangan lain. Dimulai dengan angka pertama, dan angka selanjutnya. Dalam sistem bilangan desimal, perhitungan mnggunakan angka 0 hingga 9, sedangkan dalam biner hanya menggunakan angka 0 dan 1.


contoh: mengubah bilangan desimal menjadi biner


desimal = 10.


berdasarkan referensi di atas yang mendekati bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya hasil pengurangan 10-8 = 2 (21). sehingga dapat dijabarkan seperti berikut


10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20).


dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010


dapat juga dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir dalam bilangan biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi angka kedua terakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa 0(0 akan menjadi angka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian ketiga): 2 = 0 sisa 1 (1 akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena hasil bagi sudah 0 atau habis, sehingga bilangan biner dari 10 = 1010


atau dengan cara yang singkat


10:2=5(0),


5:2=2(1),


2:2=1(0),


1:2=0(1) sisa hasil bagi dibaca dari belakang menjadi 1010


 

Bilangan Biner dan Desimal


Angka desimal setara dengan bilangan biner, di bawah ini Anda bisa melihat grafik angka biner. 0 dan 1 yang umum untuk kedua biner dan desimal. Nilai desimal 2 di biner diberikan di bawah ini. Angka-angka biner disebut sebagai bit dalam studi komputer.

Cara Penjumlahan Bilangan Biner


Kita ambil sebagai sampel soal yaitu :

1101(2)+1011(2)=……(2)?

1011(2)+0111(2)=…….(2)?

Jawab :

1101(2)

1011(2)

_____+

11000(2)

1+1=0 mempunyai carry(sisa) 1

1+0+1=0 carry 1

1+1+0=0 carry 1

1+1+1=1 carry 1

jadi hasil total adalah : 1111(2)

Cara Pengurangan Bilangan Biner


Mari kita jawab contoh soal pengurangan sistem bilangan biner berikut :

1110(2)-0101(2)=….(2)?

1011(2)-111(2)=….(2)?

Jawab :

1110(2)

0101(2)

_______+

10001(2)

0-1=1 borrow/pinjam sebelah 1

0-0=0 1 jadi nol karena dipinjam 1

1-1=0

1-0=1

Jadi total adalah :  10001(2)

Konversi Bilangan Biner ke Desimal


Ada perbedaan dalam sistem Bilangan Biner dan desimal, dalam komputer data yang disimpan menggunakan bilangan biner, hanya menggunakan nol dan satu untuk mewakili semua data, jadi jika ingin melihat data yang lebih mudah dipahami, maka kita harus mengkonversinya ke bilangan desimal. Berikut ini cara Konversi bilangan Biner ke desimal Menggunakan Notasi Posisi, dikutip dari wikihow.com.

  1. Tuliskan angka biner dan daftar kuadrat 2 dari kanan ke kiri. Misalnya kita ingin mengubah angka biner 100110112 menjadi desimal. Pertama, tuliskan. Kemudian, tuliskan kuadrat 2 dari kanan ke kiri. Mulailah dari 20, yaitu 1. Kenaikan kuadrat satu per satu. Hentikan jika jumlah angka yang ada di daftar sama dengan banyaknya digit angka biner. Contoh angkanya, 10011011, memiliki delapan digit, jadi daftarnya memiliki 8 angka, seperti ini: 128, 64, 32, 16, 8, 4, 2, 1

  2. 2Tuliskan digit angka biner di bawah daftar kuadrat dua. Tuliskan angka 10011011 di bawah angka 128, 64, 32, 16, 8, 4, 2, dan 1 sehingga setiap digit biner memiliki kuadrat angka duanya masing-masing. Angka 1 di kanan angka biner sejajar dengan angka 1 dalam daftar kuadrat 2 dan selanjutnya. Anda juga bisa menuliskan digit biner di atas daftar kuadrat dua, jika Anda lebih memilihnya. Yang penting adalah Anda bisa memasangkannya.

  3. Hubungkan digit dari angka biner dengan daftar kuadrat dua. Buatlah garis, mulai dari kanan, menghubungkan setiap digit angka biner dengan kuadrat dua. Mulailah memberi garis dari digit pertama angka biner dengan kuadrat angka dua pertama dalam daftar yang ada di atasnya. Kemudian, tariklah garis dari digit kedua angka biner ke kuadrat angka dua kedua dalam daftar. Lanjutkan menghubungkan setiap digit dengan kuadrat dua. Hal ini akan membantu Anda dalam membayangkan hubungan antara kedua kumpulan angka.

  4. Tuliskan nilai akhir setiap kuadrat dua. Sisirlah setiap digit angka biner. Jika digitnya adalah 1, tulislah kuadrat dua pasangannya di bawah angka 1 tersebut. Jika digitnya adalah 0, tulislah 0 di bawah angka 0.


Karena 1 berpasangan dengan 1, hasilnya adalah 1. Karena 2 berpasangan dengan 1, hasilnya adalah 2. Karena 4 berpasangan dengan 0, hasilnya adalah 0. Karena 8 berpasangan dengan 1, hasilnya adalah 8, dan karena 16 berpasangan dengan 1, hasilnya adalah 16. 32 berpasangan dengan 0 sehingga hasilnya 0 dan 64 berpasangan dengan 0 sehingga hasilnya adalah 0, sedangkan 128 berpasangan dengan 1 sehingga hasilnya 128.

  1. Tambahkan nilai akhirnya. Sekarang, tambahkan semua angka yang tertulis di bawah digit angka biner. Inilah yang Anda lakukan: 128 + 0 + 0 + 16 + 8 + 0 + 2 + 1 = 155. Ini adalah angka desimal yang setara dengan angka biner 10011011.

  2. Tulislah jawaban Anda dengan subskrip basisnya. Sekarang, Anda harus menulis 15510, untuk menunjukkan bahwa angka itu adalah desimal, yang memiliki kelipatan 10. Semakin Anda terbiasa mengubah biner menjadi desimal, akan lebih mudah untuk Anda mengingat kuadrat dua, dan Anda akan mampu mengubahnya dengan lebih cepat.

  3. Gunakan cara ini untuk mengubah angka biner dengan titik desimal ke dalam bentuk desimal. Anda bisa menggunakan cara ini saat Anda ingin mengubah angka biner seperti 1,12 menjadi desimal. Yang harus Anda lakukan adalah mengetahui bahwa angka di bagian kiri desimal adalah posisi satuan, sedangkan angka di bagian kanan desimal adalah posisi setengah, atau 1 x (1/2).


Angka 1 di bagian kiri titik desimal sama dengan 20, atau 1. Angka 1 di bagian kanan desimal sama dengan 2-1, atau 0,5. Tambahkan 1 dan 0,5 sehingga hasilnya 1,5 yang dapat ditulis 1,12 dalam notasi desimal.

Contoh Soal Konversi Bilangan Biner ke Desimal


Pertanyaan 1: Coba konversi 1101 ke angka desimal?

Jawab:

bilangan biner adalah 1101.

Jadi, 1101 = (1 X 2 3 ) + (1 X 2 2 ) + (0 X 2 1 ) + (1 X 2 0 )

= (1 X 8) + (1 X 4) + (0 X 2) + (1 X 1)

= 8 + 4 + 0 + 1

Jawaban yang benar adalah 13

 

Pertanyaan 2: Coba konversi 1001 ke angka desimal?

Jawab:

bilangan biner adalah 1001.

Jadi, 1001 = (1 X 2 3 ) + (0 X 2 2 ) + (0 X 2 1 ) + (1 X 2 0 )

= (1 X 8) + (0 X 4) + (0 X 2) + (1 X 1)

= 8 + 0 + 0 + 1

Jawaban yang benar adalah 9

 

Pertanyaan 3: Coba konversi 01.011.101 ke angka desimal?

Jawab:

bilangan biner adalah 01011101.

01011101 = (0 X 2 7 ) + (1 X 2 6 ) + (0 X 2 5 ) + (1 X 2 4 ) + (1 X 2 3 ) + (1 X 2 2 ) + (0 X 2 1 ) + (1 X 2 0 )

= (0 X 128) + (1 X 64) + (0 X 32) + (1 X 16) + (1 X 8) + (1 X 4) + (0 X 2) + (1 X 1)

= + 64 + 0 0 + 16 + 8 + 4 + 0 + 1

Jawaban yang benar adalah 93

Pertanyaan 4: Convert 01.100,011 ke desimal jumlah? Jawaban yang benar adalah 12,375