Tak Ada Persiapan Khusus

Adeli, guru pendamping Matematika asal Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Negeri (SMALB) Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, mengaku tak melakukan persiapan khusus menghadapi Olimpiade Sains Nasional (OSN) XIII jenjang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah (PKLK Dikmen) di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Karena ia optimis, pengalaman anak didiknya saat mengikuti OSN di Bali menjadi bekal berharga pada OSN tahun ini.

"Tinggal mengikuti pengalaman-pengalaman tahun yang lalu waktu OSN PKLK Dikdas di Bali ia masuk di sepuluh besar," ucapnya di sela-sela Pembukaan OSN XIII di Hotel Lombok Raya (2/9).

Adeli menjelaskan, anak didik yang ia dampingi telah mengikuti OSN saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Karena beliau tuna netra, hanya mengingatkan rumus-rumusnya saja. Karena apa yang sudah di alaminya itu yang mesti ditingkatkan," ujarnya.

Sementara itu ketika ditanyakan tentang tema OSN sebagai wahana implementasi kurikulum 2013, Adeli menjawab bahwa kurikulum 2013 merupakan niat baik pemerintah untuk memajukan anak bangsanya.

“Kita harus berani melakukan perubahan, karena perubahan itu bukan berarti semakin mundur. Dalam proses perubahan tetap akan mengalami kesulitan, tetapi kalau sudah dilalui dan dijalani semuanya akan mudah. Apalagi sudah ada yang sifatnya penataran, penyuluhan, dan yang terpenting pekerja di lapangan terutama guru harus mempunyai motivasi di dirinya bahwa kurikulum ini yang membikin anak menjadi maju,” tegas Adeli.

Adeli menambahkan bahwa, kalau kita berani maju harus berani berubah. Kalau tidak ada perubahan terus apa jadinya? Apalagi sekarang menghadapi globalisasi, kita hidup bersaing dengan negara-negara tetangga kita yang sudah maju.

“Kurikulum 2013 insyaallah mencakup itu, dengan adanya penataran dan pelatihan akan memudahkan semua pihak di dalam menerapkan dan melaksanakan kurikulum tersebut," tegasnya.* (Tata Sumitra)